PENCAK SILAT
by anung
PENDAHULUAN
Pencak silat
sebagai olahraga dan seni bela diri yang telah membudaya sejak nenek moyang
kita, untuk itu perlu dibina dan dikembangkan serta diwariskan kepada generasi
muda, baik melalui pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah, sejak sekolah
dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Salah satu
tujuan dari pembelajaran pencak silat baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan
pertama (SMP) maupun sekolah lanjutan atas (SMU/SMK/MA). Untuk itu selain sikap
dan gerak teknik dasar pencak silat yang harus dikuasai oleh siswa harus
menguasai metodik (pengajaran) pencak silat di sekolah.
Secara umum
pencak silat bercirikan: sebagai beladiri hasil budaya bangsa Indonesia,
menggunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan sebagai alat untuk membela
diri dan untuk menyerang, tidak memerlukan senjata tertentu (benda apapun dapat
dijadikan senjata).
Sedangkan
secara khusus pencak silat bercirikan: gerakan pencak silat merupakan budaya
daerah lingkungan, sering ditampilkan dengan diiringi musik tradisional, dan
lebih ditekankan untuk membela diri dari pada menyerang.
Menurut
sejarahnya, pencak silat lahir dan berkembang dalam masyarakat Semenanjung
Malaka atau Rumpun Melayu yaitu penduduk asli yang berada di negara-negara
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan terutama negara Indonesia. Pada
awalnya, pencak silat hanya berfungsi untuk mempertahankan diri dari berbagai
ancaman alam dan isinya (hewan dan manusia). Namun dalam perkembangannya pencak
silat berfungsi lebih luas dari hanya sekedar pembelaan diri saja, yaitu
sebagai sarana untuk berolahraga, mencurahkan jiwa kesenian, dan sebagai
pendidikan spiritual. Jadi, dalam perkembangannya pencak silat mempunyai empat
aspek, yaitu: olahraga pencak silat, seni (tari) pencak silat, bela diri pencak
silat, serta kerokhanian pencak silat.
Salah satu aspek di dalam pencak silat adalah olahraga pencak silat atau pencak
silat olahraga. Pencak silat olahraga merupakan istilah yang pertama kali
digunakan untuk menyebut pertandingan antara dua
(2) pesilat di gelanggang dari kubu (asal)
yang berbeda dengan peraturan yang telah ditentukan, dalam rangka meraih angka
sebanyak-banyaknya sehingga dapat mencapai suatu kemenangan. Pada
perkembangannya, istilah pencak silat olahraga beberapa kali mengalami suatu perubahan,
yakni pada Munas IPSI tahun 1996 disebut dengan istilah Wiralaga dan pada Munas
X tahun 1999 disebut dengan pencak silat kategori tanding. Pada Munas X tahun
1999 tersebut muncul istilah lain yaitu, tunggal, ganda dan regu, yang
kesemuanya masuk dalam kelompok pencak silat olahraga prestasi.
BAB I
PETUNJUK PELAKSANAAN BELAJAR PENCAK SILAT
Berikut adalah petunjuk bagi siswa untuk melaksanakan belajar pencak silat:
1.
Sebelum dan sesudah pembelajaran/latihan pencak silat, hendaknya didahului
dengan berdoa yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilanjutkan dengan
salam (hormat) kepada pembina (pengajar/pelatih) maupun sesama pembelajar
(siswa).
2.
Pembelajaran/latihan diawali dari gerak yang sederhana menuju yang kompleks
(dari yang mudah ke yang sukar), dari yang menggunakan tenaga sedikit
berangsur-angsur menuju tenaga yang banyak.
3.
Strategi atau cara pembelajaran, diusahakan membuat pembelajar aktif bergerak.
Semakin pembelajar banyak mencoba gerakan (bergerak), maka semakin bagus pula hasil
yang diharapkan.
4.
Setiap manusia memiliki naluri pembelaan diri, dan lebih berkembang lagi dengan
adanya tayangan media elektronika yang mudah ditonton dan ditiru oleh
pembelajar. Untuk itu guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menggali,
mengembangkan dan mengarahkan (menghindari cedera) dalam pembelajaran pencak
silat berdasarkan kemampuan pembelajar.
5.
Iringan musik/irama (tradisional/modern) dapat digunakan untuk menambah
motivasi pembelajar dalam pembelajaran pencak silat.
6.
Sebagai contoh pendekatan antara lain:
1.
Pembelajaran diawali dengan gerakan/aktivitas di tempat (mundur, serong,
samping, maju, berputar) dan dilanjutkan dengan berpindah tempat.
2. Setiap
gerakan (rangkaian) diulang sebanyak 8 hitungan, dan dilanjutkan dengan
kebalikannya. Hitungan bisa difariasi dengan tepukan tangan atau bunyi peluit,
selain dengan ucapan/verbal.
3.
Pembelajaran/latihan ditekankan pada teknik belaan yaitu elakan, hindaran dan
tangkisan. Kemudian dilanjutkan dengan teknik serangan (lengan/tangan dan
kaki/tungkai).
4. Usahakan
pembelajaran/latihan dengan cara berpasangan yaitu: satu orang sebagai yang
menghindar dan satu orang sebagai penyerang. Kemudian dilakukan secara
bergantian.
5. Jangan
terpaku dengan satu atau dua rangkaian gerakan (serang/hindar saja). Tetapi
kembangkan materi sebanyak mungkin, misalnya difariasi dengan berbagai langkah.
Buku acuan:
1.
Nurlan Kusmadi Dkk. 2004. Pembelajaran Olahraga Pilihan. Jakarta:
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Halaman: 3 dan 4.
2.
Sugiyanto. 2000. Belajar Gerak (BPK FKIP-UNS). Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Halaman: 61 sampai dengan 65.
Tugas/Soal:
1. Diskusikan
dengan teman Saudara, tentang petunjuk pelaksanaan pembelajaran pencak silat di
sekolah!
2.
Buatlah satu contoh gerakan yang mengandung prinsip:
2.1. Dari
yang sederhana ke yang kompleks.
2.2. Dari
yang menggunakan tenaga sedikit menuju ke tenaga yang banyak.
BAB II
PENBENTUKAN KETERAMPILAN DASAR
1. Cara
Melakukan Doa/Salam.
1)
Diawali dengan berdiri tegak, telapak kaki membentuk sudut kurang lebih
60 derajat.
2)
Rapatkan kedua telapak tangan di depan dada, kemudian tundukkan kepala
disertai dengan doa.
2.
Pembentukan Gerak Dasar
Untuk menguasai keterampilan pencak silat seseorang harus menguasai pembentukan
gerak dasar, yaitu: Pembentukan sikap, pembentukan gerak, teknik pembelaan, dan
teknik serangan.
Pembentukan sikap adalah posisi tungkai / kaki tertentu sebagai dasar tumpuan
untuk melakukan sikap dan gerak bela-serang. Secara umum sikap kuda-kuda dapat
dibedakan dalam berbagai posisi, yaitu: Kuda-kuda depan, kuda-kuda belakang,
kuda-kuda tengah, kuda-kuda samping, dan kuda-kuda silang.
Pembentukan gerak dapat diartikan bagaimana dan kemana seseorang bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lainnya. Adapun pembentukan gerak meliputi: Arah
delapan (8) penjuru mata angin, gentuk atau pola langkah, dan cara melangkah.
3. Cara
Pembelajaran Pembentukan Sikap dan Gerak.
Cara pembelajaran pembentukan gerak dapat dilakukan dengan berbagai bentuk.
Cara pembelajaran pembentukan gerak tersebut berdasarkan arah, bentuk atau pola
langkah dan cara melangkah.
Untuk
menguasai materi pembentukan sikap dan gerak, akan lebih efektif apabila kedua
materi tersebut dipisahkan. Adapun salah satu cara agar pembelajar dapat
melakukannya dengan mudah dan menarik adalah sebagai
berikut:
Pembelajar dirangsang untuk menemukan sikap kuda-kuda yang sesuai dan merasakan
cara melangkah serta arah. Antara lain dengan cara:
3.1. Sikap
awal berdiri kangkang (kurang lebih selebar bahu), dan sikap tangan bebas.
3.2.
Pindahkan kaki (kiri/kanan) ke depan, serong kanan depan, kanan (samping),
serong kanan belakang, belakang, serong kiri belakang, kiri (samping) serong
kiri depan.
3.3. Dengan
cara melangkah (geser, ingsutan, angkatan, lompatan, loncatan).
3.4. Berat
badan bertumpu pada kaki (kiri, kanan), dan sebagainya.
3.5. Untuk
memberi pembebanan, setiap selesai satu gerakan dipertahankan sambil memberikan
penjelasan.
3.6. Lakukan
berulangkali.
3.7.
Usahakan pembebanan antara kaki kanan dan kiri seimbang.
3.8. Untuk
menambah berat/ringan pembebanan dapat dilakukan dengan cara antara lain: pada
sikap tertentu dipertahankan semakin lama, jarak antara kaki diperlebar, dan
gerakan dipercepat.
3.9. Untuk
tahap awal (pemula) hanya satu langkah saja. Tetapi selanjutnya dapat ditambah
dengan berberapa langkah.
Penjelasan
tentang pelaksanaan kuda-kuda:
Menurut PB IPSI (Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang dimaksud
dengan kuda-kuda adalah suatu teknik yang memperlihatkan kaki dalam keadaan statis.
Berdasarkan bobotnya kuda-kuda dibedakan menjadi tiga, yakni:
1)
kuda-kuda ringan, yaitu sikap kuda-kuda dengan dua kaki menopang sebagian
berat badan. Titik berat badan berada di atas rata-rata.
2)
kuda-kuda sedang, yaitu sikap kuda-kuda dengan menopang titik berat badan
berada di tengah (rata-rata).
3)
kuda-kuda berat, yaitu sikap kuda-kuda yang salah satu atau kedua
kaki/tungkai menopang seluruh berat badan. Titik berat badan berada di bawah.
Berdasarkan
bentuknya kuda-kuda dibedakan menjadi empat jenis, yakni:
1)
kuda-kuda depan, yaitu salah satu jenis kuda-kuda yang dalam
pelaksanaannya dengan sikap salah satu kaki/tungkai berada di depan, sedangkan
kaki/tungkai lainnya di belakang dan berat badan ditopang oleh kaki depan.
Posisi kedua telapak kaki membentuk sudut kurang lebih 30 derajat. Kuda-kuda
depan ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) kuda-kuda depan
lurus, dan (2) kuda-kuda depan serong.
2)
kuda-kuda belakang, yaitu salah satu jenis kuda-kuda yang dalam
pelaksanaannya dengan sikap salah satu kaki/tungkai berada di depan
sedangkan kaki/tungkai lainnya berada di belakang dengan berat badan ditopang
oleh kaki/tungkai belakang. Posisi telapak kaki depan lurus dan telapak kaki
belakang membentuk sudut kurang lebih 60 derajat.
3)
kuda-kuda tengah, yaitu salah satu jenis kuda-kuda yang dalam
pelaksanannya dengan sikap kedua kaki melebar sejajar dengan bahu dan berat
badan ditopang secara merata oleh kedua kaki. Kuda-kuda ini dapat juga
dilakukan dengan posisi serong. Posisi kedua telapak kaki serong membentuk
sudut 30 derajat.
4)
kuda-kuda samping, yaitu salah satu jenis kuda-kuda yang pelaksanaannya
dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan ditopang
oleh salah satu kaki yang menekuk. Posisi kedua telapak kaki sejajar membentuk
sudut sekitar 30 derajat.
Buku
rujukan:
- 1. Atok Iskandar, Dkk. 1984. Tuntunan Pelajaran Olahraga Pencaksilat. Jakarta: Depdikbud. Halaman: Halaman 50 sampai dengan 70.
- 2. Nurlan Kusmadi, Dkk. 2004. Pembelajaran Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Halaman: Halaman 1 dan 2.
- 3. R. Kotot Slamet Hariyadi. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Halaman: 16 sampai dengan 22.
Tugas/Soal:
- 1. Bagaimanakah cara melakukan sikap dan gerak doa (versi IPSI) dan salah satu perguruan / padepokan pencak silat yang ada disekitar Anda?
- 2. Jelaskanlah teknik kuda-kuda depan!
- 3. Jelaskanlah pelaksanaan kuda-kuda belakang!
- 4. Bagaimanakah cara mengajar agar supaya siswa bisa merasakan sikap kuda-kuda dan gerak langkah ke berbagai arah penjuru?
- 5. Jelaskanlah berbagai macam kuda-kuda berdasarkan bobotnya!
- 6. Jelaskanlah berbagai macam kuda-kuda berdasarkan titik berat badan (bentuknya)!
- 7. Bagaimanakah pelaksanaan kuda-kuda ringan?
- 8. Bagaimanakah pelaksanan kuda-kuda berat?
BAB III
SIKAP PASANG
Sikap pasang adalah suatu sikap tubuh dan mental secara keseluruhan yang
ditandai oleh sikap lengan dalam keadaan siaga yaitu salah satu atau kedua
tangan berada di atas pusat, dan posisi kaki/tungkai dalam keadaan siaga, serta
badan (togok) menyesuaikan. Jadi sikap pasang adalah koordinasi dari sikap
kuda-kuda, sikap tangan / lengan dan sikap tubuh. Sikap pasang dapat dilakukan
dengan posisi kaki: sejajar (menghadap), salah satu kaki di depan (kiri depan
atau kanan depan), dan kaki silang.
Sedangkan
sikap tangan/lengan dalam posisi sikap pasang dapat dilakukan dengan cara:
terbuka, tertutup, dan memutar.
Sikap pasang jika ditinjau dari taktik penggunaannya dibedakan menjadi dua,
yaitu: (1) sikap pasang terbuka, dan (2) sikap pasang tertutup.
1. Sikap
pasang terbuka.
Tangan dibuka lebar-lebar dan membiarkan daerah yang lemah terbuka. Hal ini
untuk memancing lawan agar menyerang.
2. Sikap
pasang tertutup.
Tangan ditempatkan pada daerah tubuh yang lemah dan tubuh sedikit membungkuk ke
depan untuk mempersempit dan menutup daerah rawan tubuh.
Dua belas
(12) bentuk sikap pasang tertutup:
Buku
rujukan:
1. R.
Kotot Slamet Hariyadi. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta:
PT. Dian Rakyat. Halaman: 23 sampai dengan 29.
2.
Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas 1 SMA. Jakarta:
Yudhistira.
Tugas/Soal:
1.
Bagaimanakah sikap dasar persiapan untuk melakukan sikap pasang?
2.
Bagaimanakah teknik sikap pasang terbuka dan tertutup?
BAB IV
Elakan dan
Tangkisan
1. Elakan
Elakan
adalah usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan
lawan, dengan cara tidak melangkah (memindahkan kaki), tetapi dengan menggeser
badan/tubuh. Sasaran yang dimaksud adalah bagian badan yang menjadi
tujuan serangan lawan.
Unsur dalam elakan adalah: sikap tangan, sikap kaki/tungkai, dan sikap
tubuh/togok. Sedangkan macam-macam elakan adalah: (1) elak bawah, (2) elak
atas, (3) elak samping, dan (4) elak belakang putar.
1.1. Elak
bawah
Mengelakkan
diri dari serangan lawan pada bagian badan sebelah atas. Gerakannya adalah
merendahkan diri dengan cara menekuk kedua lutut tanpa memindah-kan letak kedua
kaki. Kedua tangan berjaga-jaga di depan atas kepala dan sikap badan
menyesuaikan.
1.2. Elak
atas
Mengelakkan diri dari serangan lawan pada bagian badan sebelah bawah.
Gerakannya adalah mengangkat badan/tubuh ke atas dengan cara kedua kaki
dengan sikap kedua tungkai ditekuk disertai dengan sikap tubuh dan tangan
waspada. Mendarat dengan kaki saling menyusul atau dengan kedua kaki
bersama-sama.
1.3. Elak
samping
Mengelakkan diri dari serangan lurus depan agak ke atas. Gerakannya adalah dari
sikap kangkang, memindahkan badan ke samping dengan merubah sikap
tungkai/kuda-kuda. Disertai dengan sikap tubuh dan tangan/lengan waspada
(tangan berada di depan dada).
1.4. Elak
belakang berputar
Mengelakkan diri dari serangan lurus depan dan samping. Gerakannya adalah dari
sikap kuda-kuda depan (salah satu kaki berada di depan) memindahkan berat badan
ke belakang dengan cara badan memutar. Gerakan tersebut disertai dengan sikap
tubuh dan sikap tangan/lengan dalam keadaan waspada (tangan berada di depan
dada).
2. Tangkisan
Tangkisan
adalah usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan lawan
dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan.
Kontak
langsung yang dilakukan pada teknik tangkisan bertujuan untuk: mengalihkan
serangan dari lintasan, dan membendung atau menahan serangan, jika terpaksa.
Sikap menangkis selalu disertai sikap kuda-kuda dan sikap tubuh dengan
menggunakan: (1) satu tangan, (2) siku, (3) dua tangan, dan (4) kaki/tungkai.
Terhadap serangan yang mempunyai bentuk dan arah/lintasan yang bervariasi, maka
tangkisan mempunyai variasi sebagai berikut: posisi tinggi atau rendah,
dengan tangan terbuka atau tertutup, dan arah ke dalam atau keluar.
Sedangkan
unsur lainnya dalam elakan dan tangkisan adalah: sikap tangan, sikap
kaki/tungkai, dan sikap tubuh/togok.
2.1.
Tangkisan satu lengan
Tangkis satu lengan dapat dilakukan dengan (1) tangkis dalam, (2) tangkis luar,
(3) tangkis atas, dan (4) tangkis bawah.
1) Tangkis
dalam
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada.
Gerakan: Langkahkan
salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan tangan kanan
(tangan yang untuk menangkis) bergerak ke samping kiri (ke dalam). Tangan kanan
saat bergerak menghadap ke belakang dengan jari-jari tangan terbuka, sedangkan
tangan kiri tetap berada di depan dada dengan sikap siaga. Perkenaan tangkisan
pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan kanan.
2) Tangkis
luar
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada.
Gerakan:
Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan
tangan kanan (tangan yang untuk menangkis) bergerak ke samping kanan (ke luar).
Tangan kanan saat bergerak menghadap ke depan dengan jari-jari tangan terbuka,
sedangkan tangan kiri tetap berada di depan dada dengan sikap siaga. Perkenaan
tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan dekat pergelangan tangan
kanan.
3) Tangkis
atas
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada.
Gerakan:
Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki kiri) disertai dengan
tangan kanan (tangan yang untuk menangkis) bergerak ke atas. Saat bergerak
lengan bawah tangan kanan tetap horizontal sehingga siku tangan kanan bergerak
mengikuti ke atas. Tangan kanan saat bergerak menghadap ke depan dengan
jari-jari tangan terbuka, sedangkan tangan kiri tetap berada di depan dada
dengan sikap siaga. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau
tangan dekat pergelangan tangan kanan.
4) Tangkis
bawah
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang (misalnya kaki
kiri) disertai dengan tangan kanan (tangan yang untuk menangkis) bergerak ke
bawah di depan badan. Tapak tangan kanan saat bergerak menghadap ke belakang
dengan jari-jari tangan terbuka, sedangkan tangan kiri tetap berada di depan
dada dengan sikap siaga. Perkenaan tangkisan pada lengan bawah atau pada pisau tangan
dekat pergelangan tangan kanan.
2.2.
Tangkisan dua tangan/lengan
Tangkis dua
lengan dapat dilakukan dengan: sejajar dua tangan/lengan atas, belah tinggi dan
rendah, silang tinggi dan rendah, dan buang samping.
1) Tangkis
sejajar dua tangan/lengan
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang disertai dengan
gerakan kedua lengan atau tangan menangkis ke depan. Gerakan dilakukan oleh
kedua lengan bawah secara bersamaan dan sejajar, serta kedua tapak tangan
saling berhadapan (jari-jari tangan terbuka). Perkenaan tangkisan pada kedua
tangan atau lengan bawah dekat pergelangan tangan.
2) Tangkis
belah
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang disertai dengan
gerakan ke dua lengan / tangan membelah ke atas atau ke bawah. Gerakan
dilakukan oleh kedua lengan/tangan secara bersamaan. Saat bergerak pada awalnya
kedua tangan saling berhadapan, namun setelah kedua lengan hampir lurus secara
mendadak kedua tangan diputar dan masing-masing di bawa ke luar atau samping,
sehingga kedua tapak tangan saling membelakangi dan secara bersamaan menjauh.
Gerakan lengan/tangan pada tangkis belah ini seperti pada gerakan lengan/tangan
pada renang gaya kupu-kupu.
3) Tangkis
Silang
Sikap awal:
Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat pada tumitnya dan kedua tangan berada di
depan dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang disertai dengan
gerakan ke dua lengan/tangan menyilang ke atas atau ke bawah. Gerakan dilakukan
oleh kedua lengan / tangan secara bersamaan, jari-jari terbuka dan rapat.
Tempat pertemuan kedua lengan untuk posisi silang adalah pada pertengahan
lengan bawah. Kedua tapak tangan menghadap keluar, sehingga punggung tangan
saling berhadapan.
4) Tangkis
buang samping
Sikap awal: Berdiri tegak kedua tumit rapat, dan kedua tangan berada di depan
dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang, dan kedua lengan
menjulur ke depan dengan kedua tangan berada di atas dan di bawah. Kedua
telapak tangan menghadap ke samping badan dengan kedua ibu jari saling berdekatan.
Siku lengan yang berada di atas agak diangkat sehingga berada lebih
tinggi dari pada tangan. Gerakan tangan dari depan badan sampai di
samping badan. Kedua lutut agak ditekuk untuk keseimbangan badan. Perkenaan
pada kedua telapak tangan dan serangan lawan dibuang ke arah samping badan.
2.3.
Tangkisan siku
Tangkisan siku terdiri dari dari: (1) tangkis siku dalam dan (2) tangkis siku
luar. Keduanya dapat dilakukan dengan tinggi dan rendah.
1) Tangkis
siku dalam
Sikap awal: Berdiri dengan kedua tumit rapat dan kedua tangan berada di depan
dada. Gerakan: Langkahkan salah satu kaki ke belakang dan kedua siku ditekuk
kemudian digerakkan ke arah dalam melewati depan badan sampai berhenti di sisi
badan yang lain. Saat bergerak posisi siku tetap ditekuk sehingga lengan
bawah vertikal ke atas, dan tapak tangan menghadap ke badan. Tangan yang
tidak untuk menangkis tetap berada di depan dada dalam sikap siaga.
Perkenaan tangkisan pada siku.
2) Tangkis
siku luar
Sikap awal
berdiri dengan kedua tumit rapat dan kedua tangan berada di depan dada.
Gerakan, langkahkan salah satu kaki ke belakang dan kedua siku ditekuk kemudian
digerakkan ke arah luar melewati depan badan sampai berhenti di sisi badan yang
lain. Saat bergerak posisi siku tetap ditekuk sehingga lengan bawah vertikal ke
atas, dan tapak tangan menghadap ke badan. Tangan yang tidak untuk menangkis
tetap berada di depan dada dalam sikap siaga. Perkenaan tangkisan pada siku.
Penjelasan.
- 1. Tangkisan tepis. Tangkisan ini menggunakan telapak tangan dan dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan. Lintasan tangkisan seperti membuang ke arah samping.
- 2. Tangkisan gedik. Tangkisan ini menggunakan bidang tangan lengan bawah, tepat di bawah pergelangan tangan, dimana terdapat tulang hasta yang keras, sehingga dapat dipergunakan untuk menangkis serangan baik pukulan maupun tendangan lawan.
- 3. Tangkisan jepit. Tangkisan ini dilakukan dengan dua tangan, yaitu dengan menyilangkannya. Diantara persilangan dua tangan tersebut akan terbentuk sudut 90 derajat. Komponen tangan yang membentuk sudut tersebut merupakan daerah yang digunakan ketika melakukan tangkisan jepit. Terdapat dua macam jenis tangkisan jepit ini, yaitu jepit atas dan jepit bawah.
- 4. Tangkisan potong. Tangkisan ini terbentuk melalui perpaduan antara hentakan yang berasal dari bahu dan diikuti oleh lecutan lengan bawah dengan siku sebagai porosnya.
- 5. Tangkisan siku. Tangkisan ini dilakukan hanya dengan membengkokkan lengan sehingga siku membentuk sudut setajam mungkin. Lintasan tangkisan ini adalah dilakukan dari samping luar menuju samping dalam.
- 6. Tangkisan lutut. Tangkisan ini sangat efektif untuk menangkis dari tendangan lawan. Tangkisan lutut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tangkisan lutut dengan lintasan dari dalam ke luar, dan tangkisan lutut dengan lintasan dari luar ke dalam.
Hindaran
adalah teknik belaan untuk menggagalkan serangan lawan yang dilakukan dengan
tanpa menyentuh tubuh lawan (alat serang lawan). Teknik hindaran terdiri dari:
1. Egosan.
Untuk menghindari serangan lawan dengan cara memindahkan kedua kaki (boleh ke
segala arah). Untuk latihan yang perlu ditekankan adalah, setelah melakukan
gerakan perpindahan kaki (hindaran) hendaknya kembali ke sikap pasang atau
sikap kuda-kuda.
2. Elakan.
Elakan adalah teknik hindaran yang dilakukan dengan memindahkan salah satu kaki
(ke segala arah) untuk mengubah posisi tubuh. Ketika mengelak yang berpindah
hanya satu kaki/tungkai, untuk menghindari agar serangan lawan tidak kena
sasaran. Biasanya, teknik elakan ini dilanjutkan (sebagai modal dasar) untuk
teknik jatuhan.
3. Kelitan.
Kelitan adalah teknik hindaran yang dilakukan dengan cara tanpa memindahkan
kaki. Dalam pelaksanaannya teknik kelitan ini hanya bagian tubuh atas, yang
dibantu oleh tekukan tungkai/lutut untuk merendahkan atau memiringkan ke
samping tubuh/badan agar terhindar dari serangan lawan.
Buku
Rujukan:
- 1. Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas 1 Kelas SMA Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Yudhistira. Halaman: 131 sampai dengan 135.
- 2. R. Kotot Slamet Hariyadi. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Halaman: 35 sampai dengan 53.
Tugas/Soal:
1.
Jelaskanlah perbedaan antar tangkisan dan elakan!
2.
Bagaimanakah teknik tangkisan dengan menggunakan dua tangan atau dua lengan?
3.
Bagaimanakah pelaksanaan tangkisan luar dan tangkisan dalam?
BAB V
SERANGAN
Pencak silat
adalah hasil usaha budidaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara
turun-temurun hingga mencapai bentuknya yang sekarang. Pencak silat mempunyai 4
aspek sebagai kesatuan yang tak terpisahkan, yaitu (1) aspek mental spiritual,
(2) aspek beladiri, (3) aspek seni dan (4) aspek olahraga.
Aspek mental spiritual meliputi: Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Tenggangrasa, percaya diri, dan disiplin; Cinta bangsa dan tanah air;
Persaudaraan; Solidaritas sosial.
Aspek beladiri, meliputi: Berani, tahan uji, tangguh, tanggap, melaksanakan
ilmu padi, dan membela keselamatan diri, bangsa dan tanah air.
Aspek olahraga, meliputi: Sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,
meningkatkan prestasi, menjunjung tinggi sportivitas, dan pantang menyerah.
Info:
IPSI ialah
Ikatan Pencak Silat Indonesia, yaitu suatu organisasi yang mewadahi padepokan
atau perguruan bela diri pencak silat di Indonesia. Yang menjadi anggota IPSI
sampai sekarang antara lain adalah:
Pajajaran
Nasional, Setia Hati, Perisai Diri, Perisai Putih, Tapak Suci, Kembang Setaman,
Betako Merpati Putih, Pagar Nusa, Nusantara, Putera Betawi, Satria Muda
Indonesia, Pamur, Joko Thole, Taji Malela, Bima Suci, Panglipur, Bangau Putih,
Setia Hati Teratai, Pajajaran Indonesia, Taji Malela, Satria Muda Indonesia,
Siung Wanara
PagerKencana.
A. Pukulan
Pukulan
dalam pencak silat merupakan salah satu serangan yang menggunakan lengan atau
tangan. Setiap serangan mempunyai unsur: (a) sikap tangan / lengan sebagai alat
serang, (2) sikap kuda-kuda, dan (3) sikap tubuh.
Sikap tangan atau lengan yang digunakan untuk menyerang (memukul) menyesuaikan
jenis pukulan yang digunakan, sedangkan tangan atau lengan yang lain berada di
depan dada dalam keadaan rileks (tidak tegang). Sikap kuda-kuda maksudnya
adalah suatu sikap tungkai / kaki yang menyesuaikan jenis serangan (pukulan)
yang digunakan dan tergantung pada situasi yang ada. Pada dasarnya sikap
tungkai (kuda-kuda) saat menyerang adalah situasional sekali, dan berat badan
biasanya pindah ke tungkai yang terdekat dengan sasaran. Hal ini dalam rangka untuk
meraih keuntungan dalam penggunaan tenaga yang efektif dan jangkauan yang lebih
jauh ke arah sasaran. Sedangkan sikap tubuh maksudnya adalah sikap tubuh dalam
mengkoordinasikan gerakan yang menggunakan togok, anggota tubuh dan tubuh
secara keseluruhan. Kecondongan tubuh ke arah sasaran saat mengenai sasaran,
dan salah satu bahu yang berada pada posisi sedekat mungkin ke arah sasaran
merupakan hal yang sangat penting dalam usaha penyerangan dengan tangan atau
lengan (pukulan).
Pukulan
berdasarkan arah serangan dapat melalui: (1) depan, (2) bawah, (3) atas, dan
(4) samping.
a. Pukulan depan
a) Tinju
Sikap tangan menggenggam. Perkenaan pada buku-buku genggaman tangan yang
mengepal (pada saat mengenai sasaran genggaman menghadap ke bawah). Arah
sasaran ditujukan ke dagu, leher, atau dada lawan. Lintasan lurus ke
depan.
b) Tebak
Sikap tangan terbuka menghadap ke depan, jari-jari rapat dan lurus ke atas.
Perkenaan pada tapak tangan. Dapat dilakukan dengan dua tangan secara
bersama-sama. Arah sasaran ditujukan pada dada lawan. Lintasan lurus ke depan.
c) Sodok
Sikap tangan menggenggam. Perkenaan pada buku-buku tangan yang menggenggam
(pada saat mengenai sasaran genggaman menghadap ke atas). Arah sasaran
ditujukan ke ulu hati lawan, atau ke dagu lawan. Lintasan lurus ke depan (agak
ke atas).
d) Bandul
Sikap tangan mengenggam. Perkenaan pada punggung tangan yang menggenggam. Arah
sasaran ditujukan ke muka, atau dada lawan. Lintasan lurus ke depan.
b. Pukulan bawah
Pukulan bawah adalah salah satu serangan yang menggunakan lengan / tangan
dengan lintasan melalui / dari bawah pusat atau dari perut bagian bawah si
penyerang yang diarahkan ke sasaran yang lebih tinggi pada bagian tubuh yang diserang.
Adapun pukulan bawah ini meliputi: (1) bandul, (2) sangggah, dan (3) colok atau
tusuk.
1) Bandul bawah (catok)
Sikap awal: Tangan menggenggam berada di depan perut bagian bawah. Gerakan:
Ayunkan tangan dengan lintasan dari bawah menuju ke depan atas. Sasaran
ditujukan pada ulu hati atau dagu lawan. Perkenaan tangan yang menyerang adalah
pada buku-buku jari-jari tangan. Pada saat mengenai sasaran genggaman
tangan menghadap ke atas.
2) Sanggah
Sikap awal: Jari-jari tangan terbuka (agak bengkok ke dalam, tetapi tidak
menggenggam) dan berada di depan perut bagian bawah. Gerakan: Ayunkan tangan
dengan lintasan dari bawah menuju ke depan atas. Sasaran ditujukan pada ulu
hati atau dagu lawan. Perkenaan tangan yang menyerang adalah pada telapak
tangan. Pada saat mengenai sasaran tapak tangan menghadap ke depan atas.
3) Colok atau tusuk
Sikap awal: Tangan berada di depan perut dengan jari-jari terbuka (tidak
menggenggam). Gerakan: Ayunkan tangan dengan lintasan dari bawah menuju ke
depan atas. Sasaran ditujukan pada leher atau kepala lawan. Perkenaan tangan
yang menyerang adalah pada ujung jari-jari tangan. Untuk serangan tusuk tapak
tangan menghadap ke bawah sedangkan untuk serangan colok tapak tangan menghadap
ke atas. Pada saat mengenai sasaran jari-jari dalam keadaan rapat dan tegang.
c. Pukulan atas
Pukulan atas adalah serangan dengan menggunakan lengan atau tangan yang dimulai
dari atas dan lintasannya ke depan bawah. Terdapat berbagai macam pukulan atas
antara lain: ketok, tumbuk, dan pedang.
1) Ketok
Sikap awal: Tangan yang menyerang dimulai dari atas kepala, dengan telapak
tangan menghadap ke bawah dan jari-jari rapat agak ditekuk.
Gerakan: Ayunkan tangan dengan lintasan dari atas ayau depan kepala menuju ke
depan bawah. Sasaran ditujukan pada dahi, kepala lawan atau dada atas lawan.
Perkenaan tangan yang menyerang adalah pada buku-buku jari-jari tangan. Pada
saat mengenai sasaran jari-jari tangan rapat dan agak ditekuk serta dalam keadaan
tegang.
2) Tumbuk
Sikap awal: Tangan menggenggam menghadap ke bawah dan berada di depan atas
kepala.
Gerakan: Tangan diayun diawali dari atas menuju ke arah depan bawah. Sasaran
ditujukan pada kepala, atau dada lawan. Perkenaan tangan yang menyerang adalah
pada genggaman tangan bagian dalam.
3) Pedang
Sikap awal: Tangan terbuka dengan jari-jari rapat dan berada di depan salah
satu telinga.
Gerakan: tangan diayun diawali dari atas menuju ke arah depan bawah. Sasaran
ditujukan ke arah leher samping atau bahu lawan. Perkenaan tangan yang
menyerang adalah pada pisau atau pedang tangan.
d. Pukulan samping
Pukulan
samping adalah pukulan yang menggunakan tangan/lengan yang diawali dari samping
badan/tubuh si penyerang dengan menggunakan tangan/lengan. Jenis pukulan
samping antara lain: (1) Pedang, (2) bandul atau swing, dan (3) kepret.
1) Pedang
Sikap awal: Tangan terbuka jari-jari rapat dan berada di samping badan. Siku
ditekuk sehingga tapak tangan berada lebih tinggi dari siku. Gerakan: Ayunkan
tangan ke arah depan mendatar (horizontal), dengan sasaran ke arah badan atau
leher bagian samping lawan. Perkenaan tangan adalah pada pisau/samping tangan
(dalam keadaan terbuka dan jari-jari rapat).
2) Bandul (swing)
Sikap awal: Tangan menggenggam, berada di samping depan badan, siku ditekuk
sehingga genggaman tangan berada lebih tinggi dari siku. Gerakan: Ayunan tangan
diawali dari samping badan agak ke depan ke arah depan mendatar ke samping sisi
bagian badan lain. Sasaran ditujukan ke arah badan bagian samping, atau ke
sendi bahu, atau ke kepala (pipi) lawan. Perkenaan tangan yaitu pada buku-buku
tangan yang menggenggam.
3) Kepret
Sikap awal: Tangan terbuka dan lemas (pergelangan tangan rileks). Siku ditekuk
sehingga tangan berada di depan agak ke samping badan pada sisi badan yang
lain. Tapak tangan menghadap ke belakang. Gerakan: Ayunkan tangan ke arah depan
mendatar dengan cara melecutkan tangan (pergelangan tangan). Sasaran ditujukan
ke arah kepala atau dada lawan. Sedangkan perkenaan tangan yang menyerang
adalah pada punggung tangan.
e. Pukulan siku
Pukulan siku adalah jenis serangan yang menggunakan lengan dengan cara siku
ditekuk sedemikian rupa, sehingga perkenaan lengan yang menyerang adalah pada
siku. Jenis pukulan siku antara lain: (1) depan, (2) samping, (3) belakang, (4)
atas, dan (5) bawah.
1) Depan
Sikap awal: Lengan yang untuk menyerang ditekuk sehingga siku berada di samping
badan. Lengan atas dan lengan bawah dalam keadaan mendatar (horizontal) dan
tangan berada di depan dada. Gerakan: Siku digerakkan ke depan mendatar sampai
persis di depan dada. Bahu lengan yang menyerang mengikuti ke arah depan agar
jangkauan serangan lebih jauh (panjang). Sasaran ditujukan ke arah kepala atau
dada lawan, sedangkan perkenaan lengan yang menyerang adalah pada siku.
2) Samping
Sikap awal: Lengan yang digunakan untuk menyerang ditekuk sehingga siku berada
di depan dada (badan). Lengan atas dan lengan bawah dalam keadaan horizontal
dan tangan serang berada di samping badan (sisi bahu yang tidak untuk
menyerang). Gerakan: Siku digerakkan ke samping mendatar sampai di samping
badan. Bahu lengan yang menyerang mengikuti ke arah samping agar jangkauan
serangan lebih jauh (panjang). Sasaran ditujukan ke arah kepala atau dada
lawan, sedangkan perkenaan lengan yang menyerang adalah pada siku.
3) Atas
Sikap awal: Lengan serang ditekuk sehingga siku berada di depan badan agak ke
bawah. Lengan atas dan lengan bawah dalam keadaan vertikal. Gerakan: Siku
digerakkan ke depan atas (vertikal) sampai persis di depan kepala. Bahu lengan
yang menyerang mengikuti ke arah depan agar jangkauan serangan lebih jauh
(panjang). Sasaran ditujukan ke arah dagu, sedangkan perkenaan lengan yang
menyerang adalah pada siku.
4) Bawah
Sikap awal: lengan yang digunakan untuk menyerang ditekuk sehingga siku berada
di depan badan. Lengan atas dan lengan bawah dalam keadaan vertikal dan tangan
serang berada di depan kepala.
Gerakan: Siku digerakkan ke depan bawah. Bahu lengan yang menyerang mengikuti
ke arah depan bawah agar jangkauan serangan lebih jauh (panjang). Perkenaan
lengan yang menyerang adalah pada siku.
Penjelasan:
Pukulan adalah berbagai macam teknik serangan yang dilakukan dengan menggunakan
tangan atau lengan sebagai komponen geraknya. Pukulan dalam pertandingan pencak
silat pada kategori tanding mendapat nilai 1 (satu). Pukulan biasanya digunakan
untuk serangan jarak dekat dan sedang.
1. Pukulan Depan.
Pukulan depan atau pukulan lurus adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan
lurus ke arah depan. Agar hasil pukulan dapat efektif, gerakan pukulan harus
dibantu dengan gerakan putaran bahu ke depan dan putaran pinggang menuju ke
arah lengan yang digunakan untuk memukul.
1)
pukulan depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar
dengan posisi tungkai/kaki yang berada di depan, dan
2)
pukulan depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk memukul tidak
sejajar dengan posisi tungkai/kaki yang berada di depan.
2. Pukulan Samping.
Pukulan samping adalah pukulan yang dilakukan dengan menggunakan pungung
tangan. Lintasan geraknya adalah dari samping dalam tubuh ke arah luar tubuh.
3. Pukulan Bandul.
Pukulan bandul adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi lengan (siku)
ditekuk lebih kurang 90 derajat. Adapun lintasan pukulan ini adalah diayun dari
bawah menuju ke arah atas (dengan lintasan vertikal). Pukulan bandul dapat
dilakukan dengan berbagai variasi posisi tungkai.
4. Pukulan Lingkar.
Pukulan lingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan dari arah samping
luar tubuh menuju ke arah dalam tubuh, dengan lintasan datar (horisontal). Agar
pukulan jenis ini lebih efektif, maka harus didukung oleh gerakan bahu dan
pinggang yang searah dengan arah pukulan yang dituju (sasaran).
B. Tendangan
Tendangan
adalah serangan dengan menggunakan tungkai/kaki. Adapun bagian kaki untuk
menendang dapat menggunakan: punggung kaki, telapak kaki, ujung kaki, tumit,
sisi kaki (pisau kaki), dan pergelangan kaki.
Teknik
tendangan dapat dilakukan dengan posisi badan dan lintasan sebagai berikut:
depan, samping, belakang, dan busur. Sebelum melakukan serangan dengan
tungkai/kaki (tendangan), yang perlu diperhatikan adalah sikap dasar sebelum
melakukan tendangan. Adapun sikap dasar tersebut adalah sikap pasang.
1) Teknik tendangan depan
Kaki tendang
diangkat sedemikian rupa sehingga lutut berada di depan perut, dan tungkai
bawah menggantung. Tendangkan ke depan dengan lintasan kaki dihentakkan
(ditendangkan) ke depan agak ke atas (tergantung sasaran). Arah sasaran
perkenaan adalah ulu hati lawan. Sedangkan perkenaan pada kaki yang menendang
adalah pada tumit atau ujung kaki.
2) Teknik tendangan samping
Kaki tendang
diangkat ke depan dengan bersamaan kaki tumpu di putar ke luar, sehingga lutut
kaki tendang berada di depan perut sedangkan tungkai bawah berada di sisi
samping badan. Hentakkan atau tendangkan ke depan, dengan telapak kaki tendang
datar, sehingga perkenaan pada telapak kaki atau sisi samping kaki (pisau kaki)
tendang. Arah sasaran yang dituju adalah pada ulu hati, leher, atau persendian
bahu lawan. Pada saat menendang posisi lawan berada di samping badan atau
berada pada sisi bahu kaki yang menendang.
3) Teknik
tendangan belakang
Sikap awal,
bediri sikap pasang dengan salah satu kaki di depan. Putar badan sampai
membelakangi sasaran, kapala tetap menghadap ke arah sasaran, sehingga kaki
yang terdekat dengan sasaran (kaki tumpu) berdiri pada ujung jari kaki,
sedangkan berat badan pada kaki yang berada jauh dari sasaran (pada kaki
tendang). Badan agak condong ke kaki tendang. Gerakan, kaki tendang diangkat ke
depan sehingga tumit dekat dengan pantat, kemudian tendangkan ke arah sasaran
yang berada di belakang badan. Tendangan lurus ke belakang dan arah sasaran
adalah ulu hati lawan. Sedangkan bagian kaki yang menendang yang mengenai
sasaran adalah bagian tumit atau telapak kaki.
4) Teknik
tendangan busur
Angkat kaki
tendang serong ke depan, sehingga kaki tendang berada agak jauh dari tungkai
kaki tumpuan. Tendangkan/hentakkan kaki tendang ke serong depan dengan arah
sasaran ditujukan ke sisi tubuh atau pinggang lawan atau sisi/samping
kepala/leher lawan. Perkenaan kaki tendang adalah pada punggung kaki atau pada
ujung kaki tendang.
Penjelasan.
Tendangan
dalam bela diri pencak silat adalah teknik serangan yang digunakan untuk
menyerang dengan jangkauan sedang dan jauh. Tendangan tentunya menggunakan
tungkai (kaki) sebagai komponen penyerangnya. Nilai tendangan dalam pencak
silat prestasi kategori tanding adalah dua (2).
Adapun teknik tendangan yang digunakan dalam pertandingan pencak silat adalah
sebagai berikut: tendangan depan atau tendangan A, tendangan samping atau tendangan
T, tendangan sabit atau tendangan C, tendangan belakang atau tendangan B,
tendangan gajul, dan tendangan jejag.
Buku
rujukan:
- 1. Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas 1 SMA Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004. Jakarta: Yudhistira. Halaman: 127 sampai dengan 131.
- 2. Agus Mukholid. 2005. Pendidikan Jasmani Kelas 11 SMA. Jakarta: Yudhistira. Halaman: 94 sampai dengan 99.
- 3. Depdikbud. 1984. Tuntunan Pelajaran Olahraga Pencak Silat. Jakarta: Depdikbud. Halaman: 84 sampai dengan 101.
- 4. R. Kotot Slamet Hariyadi. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Halaman: 57 sampai dengan 82.
Tugas/Soal:
- 1. Bagaimanakah teknik pukulan depan?
- 2. Jelaskanlah perbedaan pukulan bawah dan pukulan atas!
- 3. Bagaimanakah teknik tendangan T atau tendangan samping?
- 4. Jelaskanlah perbedaan tendangan depan dengan tendangan belakang!
- 5. Bagaimanakah pelaksanaan tendangan gajul?
- 6. Bagaimanakah pelaksanaan tendangan jejag?
- 7. Bagaimanakah pelaksanaan tendangan sabit?
- 8. Jelaskanlah persamaan antara tendangan gajul dan tendangan jejag!
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas 1 SMA Kurikulum Berbasis Kompetensi
2004. Jakarta: Yudhistira.
_______ .
2005. Pendidikan Jasmani Kelas XI SMA. Jakarta: Yudhistira.
Depdikbud.
1984. Tuntunan Pelajaran Olahraga Pencak Silat. Jakarta: Depdikbud.
Pengurus
Besar IPSI. 2003. Pedoman Pelaksanaan Tugas Wasit Juri Ikatan Pencak Silat
Indonesia. Jakarta: PB. IPSI.
_______ .
2003. Peraturan Pertandingan Pencak Silat. Jakarta: PB. IPSI.
R. Kotot
Slamet Hariyadi. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.
Nurlan
Kusmadi, Dkk. 2004. Pembelajaran Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Sugiyanto.
2000. Belajar Gerak (BPK FKIP-UNS). Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
KUNCI JAWABAN TUGAS/SOAL
Bab I
Petunjuk Pelaksanaan Belajar Pencak Silat
Nomor 1:
Lihat halaman … dan … tentang petunjuk pelaksanaan belajar pencak silat!
Nomor 2:
2.1:
Pertama, kuda-kuda konsentrasi hanya pada tungkai/kaki.
Kedua, kuda-kuda konsentrasi pada tungkai/kaki dan lengan/tangan.
Ketiga, kuda-kuda konsentrasi pada tungkai/kaki, lengan/tangan dan pandangan.
Keempat, dan sebagainya.
2.2: Pertama, kuda-kuda atas atau tinggi.
Kedua, kuda-kuda tengah atau sedang.
Ketiga, kuda-kuda rendah atau bawah.
Bab II
Pembentukan Keterampilan Dasar
Nomor 1:
Lihat halaman … tentang sikap dan gerak doa versi IPSI. Sikap dan gerak hormat
pada salah satu perguruan pencak silat, misal di Perguruan Tapak Suci, caranya
addalah: pertama sikap kedua kaki kangkang selebar bahu, posisi kedua tangan
ditarik bersamaan di samping badan. Kedua tapak tangan kanan di bawa ke depan
badan di tarik ke samping badan menghadap ke depan dan siku lengan kanan
ditekuk. Bersamaan dengan gerakan kedua tangan kiri terbuka jari-jari tegak ke
atas menghadap ke tapak tangan kanan (menghadap ke arah samping kanan).
Nomor 2:
Lihat halaman … tentang teknik kuda-kuda depan.
Nomor 3:
Lihat halaman … tentang teknik kuda-kuda belakang.
Nomor 4:
Dengan mempraktekkan satu persatu gerakan dan sikap kuda-kuda secara alamiah
kemudian ditingkatkan dengan kombinasi berbagai arah penjuru mata angin.
Nomor 5:
Lihat halaman … tentang macam kuda-kuda berdasarkan bobotnya.
Nomor 6:
Lihat halaman … tentang macam kuda-kuda berdasarkan titik berat badan
(bentuknya).
Nomor 7:
Lihat halaman … tentang kuda-kuda ringan.
Nomor 8:
Lihat halaman … tentang kuda-kuda berat.
Bab III
Sikap Pasang
Nomor 1:
Lihat halaman … dan … tentang sikap dasar untuk melakukan sikap pasang.
Nomor 2: Lihat halaman … dan … tentang teknik sikap pasang terbuka dan
tertutup.
Bab IV
Elakan dan Tangkisan
Nomor 1:
Tangkisan terjadi kontak fisik antara alat yang diigunakan untuk menangkis
(misal lengan) dengan alat serang lawan (misal tungkai). Elakan menghindar dari
serangan lawan tanpa terjadi kontak fisik.
Nomor 2:
Lihat halaman … dan … tentang teknik tangkisan dengan menggunakan dua tangan
atau dua lengan.
Nomor 3:
Lihat halaman … tentang pelaksanaan tangkisan luar dan tangkisan dalam.
Bab V
Serangan
Nomor 1:
Lihat halaman … dan … tentang teknik pukulan depan.
Nomor 2:
Pukulan bawah, lintasan pukulan dari bawah menuju ke depan atas, sedangkan
pukulan atas lintasan pukulan dari arah atas menuju ke depan bawah.
Nomor 3:
Lihat halaman … tentang teknik tendangan samping atau tendangan T.
Nomor 4:
Tendangan depan saat kaki mengenai sasaran lawan badan menghadap ke arah lawan
berada, tetapi kalau tendangan belakang saat kaki mengenai sasaran lawan badan
membelakangi lawan, meskipun begitu pandangan tetap menghadap ke lawan.
Nomor 5:
Lihat halaman … tentang tendangan gajul.
Nomor 6:
Lihat halaman … tentang tendangan jejag.
Nomor 7:
Lihat halaman … tentang tendangan sabit.
Nomor 8:
Tendangan gajul lintasan kaki dari bawah menuju ke atas, sedangkan tendangan
jejag lintasan kaki dari atas ke depan/bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar